Edelweis bunga abadi, bersemayam di puncak gunung dan kesukaan para dewa. Banyak yang mengidiomkan Edelweis adalah bunga yang tak lekang oleh waktu, abadi. Memang benar, Edelweis tak akan layu dan rusak jika tak di petik demi kalimat, hebat! Kenapa kita merenggutnya dari rumah yang di sukainya? Cobalah bayangkan jika kita di paksa keluar dari rumah sendiri yang telah kita tempati dengan segala kenyamanan dan keamanannya, tanpa kita mampu berbuat apa - apa. Kecewa, sedih, menangis, dan jika mampu kita akan berteriak berusaha mencari orang atau sesuatu yang bisa melindungi kita agar tak harus pergi keluar dari rumah nyaman kita. Begitulah nasib yang sama jika kita memetik Edelweis dan kita bawa turun menuju rumah kita dan di pajang di dalam vas bunga. Teoritis tapi selaras bukan?
Edelweis ungu yang selama ini menjadi ciri khas Gunung Lawu , karena selama ini pula hanya di sana aku bisa melihat langsung dan menjadi saksi akan keberadaan Edelweis ungu. Jika ada sahabat yang tahu di mana ada Edelweis ungu, bisa berikan rekomendasi agar bisa kami, Belantara Indonesia kunjungi.
Edelweis Ungu Lawu
Edelweis Anaphalis Javanica
Sebenarnya warnanya tak lalu ungu seperti warna yang kita kenal, tetapi cenderung merah muda. Langka, karena Edelweis selama ini berwarna putih atau coklat muda. Dan lebih heroik lagi, Edelweis ungu Lawu tak selalu muncul di saat Edelweis lain ada. Dan jika kita beruntung bisa melihatnya, dia akan berada di tempat yang kadang sulit di jangkau, misalnya di lereng jurang. Dan dia berada di tengah rimbunnya Edelweis warna kebanyakan sebagai pelindungnya, hingga tak sembarang mata bisa melihatnya. Tersamar istilahnya. Edelweis memang layak di rindukan tanpa menjamahnya. Dan gunung Lawu mampu memberikan tetes air penyejuk dahaga kerinduan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar