Powered By Blogger

Jumat, 14 September 2012

GUNUNG LAWU

Gunung yang terletak diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini memiliki Panorama yang Indah. Disana Gunung ini pun kerap disambangi para peziarah karena menyimpan obyek-obyek sakral bersejarah. Tempat sakral di sekitar Gunung Lawu terutama petilasan-petilasan Raden Brawijaya seperti Pertapaan Raden Brawijaya, dan Cengkup (rumah kecil yang ditengah-tengahnya terdapat kuburan). Konon nisan yang ada di Cengkup itu adalah Petilasan Prabu Brawijaya, bekas Raja Majapahit yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Lawu. Cangkup dan tempat pertapaan Raden Brawijaya ini terletak di Hargo Dalem, puncak tertinggi kedua Gunung Lawu.

Di gunung berketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memang menyimpan berbagai peninggalan sejarah kerajaan Majapahit seperti, Candi Ceto, Candi Sukuh yang merupakan peninggalan Raden Brawijaya selama dalam pelariannya.

Gunung Lawu adalah gunung yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar terutama penduduk yang tinggal di kaki gunung. Tidak heran bila pada bulan-bulan tertenu seperti bulan Suro penanggalan Jawa, gunung ini ramai didatangi oleh para peziarah terutama yang datang dari daerah sekitar kaki Gunung Lawu seperti daerah Tawamangu, Karanganyar, Semarang, Madiun, Nganjuk, dan sebagainya.
Banyaknya peninggalan-peninggalan yang berada di gunung ini pun menjadi salah satu saksi bahwa sejak dulu bangsa kita merupakan budaya tertinggi dan oleh karena itu, patutnya kita melestarikan dan menjaga gunung ini, dan tidak merusaknya.
Banyak sejarah tentang gunung ini. Menurut masyarakat sekitar, Raden Brawijaya lari ke Gunung lawu untuk menghindari kejaran pasukan Demak yang dipimpin oleh putranya yang bernama Raden Patah, serta dari kejaran pasukan Adipati Cepu yang menaruh dendam lama kepada Raden Brawijaya. Konon Raden Brawijaya meninggal di puncak Gunung Lawu ini dibuktikan dengan adanya Cengkup serta petilasan-petilasannya di puncak Gunung Hargo Dalem dengan ketinggian 3.148 mdpl.
Selain itu, di Gunung Lawu pun memiliki Sendang (pancuran air) yang konon katanya memiliki kekuatan supra natural dan sumber airnya sering dimanfaatkan oleh para peziarah untuk mencari kehidupan. Mereka percaya sumber air yang ada di sana, airnya pernah dimanfaatkan oleh Raden Brawijaya ketika mendaki Gunung Lawu dan sampai sekarang masyarakat percaya bahwa air yang digunakan oleh Raden Brawijaya sangat berkhasiat dan juga dapat untuk menyembuhkan penyakit yaitu Sendang Panguripan & Drajat. Tempat yang sering didatangi oleh para peziarah selain tempat yang ada di puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah 




Disamping kaya dengan sejarah dan misteri Kerajaan Majapahit, Gunung Lawu juga kaya akan berbagai obyek wisata alam seperti objek wisata alam Tawangmangu dengan air terjun Grojogan Sewu, Telaga Sarangan dengan keindahan danaunya yang begitu memesona, Candi Ceto dan Candi Sukuh yang merupakan Candi yang dibuat oleh Raden Brawijaya selama dalam pelarian, serta tidak kalah menariknya adalah wisata alam mendaki Gunung Lawu.

Berbagai fasilitas menuju Puncak Gunung Lawu tersedia dengan baik. Untuk mendaki Gunung Lawu terdapat beberapa rute Pendakian seperti Cemoro kandang, Cemoro Sewu, Ceto, dan Jogorogo yang memasuki wilayah Ngawi Jawa Timur. Bila melalui jalur Cemoro Kandang, waktu yang dibutuhkan sekitar 9 sampai 10 jam perjalanan pendakian, dan untuk turun dibutuhkan waktu sekitar 5 sampai 6 jam. Melewati Cemoro Kandang terlebih dahulu kita akan melewati beberapa rute pendakian seperti Pos pendakian Cemoro Kandang, Taman Sari Bawah, Taman Sari Atas, Parang Gupito, Jurang Pangarif-ngarif, Ondorante, Cokro Srengenge yang termasuk Pos IV serta Pos terakhir yaitu Pos V. Di sini terdapat pertigaan, kalau berbelok ke kanan kita akan menuju Puncak Hargo Dumilah yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian 3.265 meter dpl, dan jika lurus kita akan menuju Puncak Hargo Dalem 3.148 meter dpl.
Bila kita melalui jalur Cemoro Sewu, waktu yang dibutuhkan sekitar 6 sampai 8 jam untuk pendakian dan untuk turun dibutuhkan waktu 2 sampai 3 jam. Melewati Cemoro Sewu terlebih dahulu kita akan melewati beberapa rute yaitu pos cemoro sewu, Pos 1, Watu Gethek, Watu Kapur, Jolotundo, Pasar Dieng, Argo dalem setelah itu Puncak Hargo Dumilah. Di Pasar Dieng, konon katanya itu merupakan tempat dimana setan-setan berkumpul dan biasanya pada waktu Suro, biasanya di daerah itu kita dapat mendengar suara-suara keributan yang dilakukan oleh para setan-setan.
Dari puncak Gunung Lawu kita akan disuguhi peristiwa alam matahari terbit yang indah. Bila memandang kearah Barat akan tampak terlihat puncak Gunung Merapi, Merbabu. Dan kalau melihat ke arah Timur akan terlihat keindahan Puncak Gunung Kelud, Butak, dan Gunung Wilis yang membentuk lukisan alam menawan. Jika ingin mendaki menuju Puncak Gunung Lawu tidak terlalu ramai sebaiknya pada hari Senin sampai Jumat.

Beberapa jenis burung bisa ditemui di kawasan Gunung Lawu, sepcrti Burung Anis, Perjak, Kaca Mata, dan Burung Kerak. Tumbuhannya antara lain Cemara gunung, Bunga Eidelweiss, Cantigi, pohon karet hutan, Beringin, Rustania, dan Puspa. Bunga Eidelweiss tumbuh subur terutama di lembah dan lereng Gunung Lawu, mulai dari jalur antara Pos IV dan Pos V.
Sampai sekarang ekosistem tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan Gunung Lawu masih terjaga dengan baik karena masyarakat yang tinggal di kaki Gunung merasa takut jika hutannya dirusak, maka penguasa Lawu yakni Sunan Lawu yang tak lain adalah Sang Prabu Brawijaya, akan marah besar.


Tips Perjalanan
Untuk menuju ke Gunung Lawu sudah tersedia sarana transportasi dengan baik, jika kita menuju Gunung Lawu dari arah Kota Solo kita bisa menggunakan bus menuju Tawangmangu yang memiliki hawa udara yang sejuk sama seperti kita berada di Lembang, Bandung. Ongkosnya yang cukup murah Rp 3.500. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam, dari terminal Tawangmangu yang masuk kedaerah Kabupaten Karanganyar.

Dilanjutkan dengan kendaraan Colt menuju Sarangan berhenti di Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu dengan ongkos Rp 3.000. Tiket masuk menuju pos pendakian Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu Rp 2.500 per orang, sudah termasuk asuransi Wana Arta. Atau kita bisa menuju jalur lainnya yaitu Jogorogo dan Ceto tetapi jalurnya lebih panjang oleh karenanya diperlukan persiapan yang matang, baik fisik maupun mental.

Gunung Lawu lewat Solo dari Solo menuju Tawangmangu sekitar 60 km ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan bus. Tawangmangu-Cemorokandang sekitar 1 jam perjalanan dengan angkutan pedesaan. Cemorokandang menuju puncak Lawu dapat ditempuh sekitar 10 jam perjalanan pendakian. Kalau ingin pendakian tidak terlalu ramai sebaiknya melakukan pendakian pada hari senin-jumat.
Perlengkapan pendakian yang harus dibawa terutama makanan yang cukup, tenda, jaket hangat, dsb. Serta meminta ijin pendakian terhadap pos yang akan didaki. Untuk tambahan, pada saat menaiki gunung ini, jangan membawa benda-benda yang berwarna hijau, sebab konon katanya, bila ada yang membawa benda larangan tersebut, maka tidak akan pernah keluar dari Gunung Lawu. Selain itu juga bila kita kekurangan makanan, di puncak Argo Dumilah terdapat sebuah warung makan kecil seperti berbentuk rumah penduduk. <

Tidak ada komentar:

Posting Komentar